MAHALNYA PENDIDIKAN DI INDONESIA
Pendidikan
anak saat ini sudah menjadi satu kebutuhan yang penting dan mendesak
bagi setiap orang tua. Mereka berlomba-lomba mencari dan menyekolahkan
anaknya di sekolah terbaik walaupun dengan biaya yang sangat mahal.
Namun biaya yang tinggi tersebut bukanlah hal yang menjadi penghalang
bagi para orang tua, karena mereka percaya, dengan memasuki sekolah yang
terbaik, maka anak-anak mereka akan berkembang menjadi anak-anak yang
lebih pintar, lebih cerdas dan bermartabat dibanding yang bisa anak-anak
peroleh di sekolah dengan kelas standard, walaupun pada dasarnya tidak
ada jaminan dari pihak sekolah atau yayasan yang bersangkutan.
Fenomena
seperti ini akan membuat kita bertanya-tanya, berapa harga yang pantas
untuk sebuah pendidikan? Berikut daftar harga uang masuk/uang pangkal
beberapa sekolah SD/MI di DKI Jakarta sebagai barometer sekolah-sekolah
swasta favorite para orang tua siswa.
Nama Sekolah Dasar
|
Uang Pangkal
|
Uang Bulanan
|
Tarakanita (Rawamangun)
|
Rp 7.500.000
|
Rp 500.000
|
Tunas Jakasampurna
|
Rp 9.350.000
|
Rp 500.000
|
Don Bosco Kelapa Gading
|
Rp 10.000.000
|
Rp 700.000
|
Bellarminus
|
Rp 11.500.000
|
Rp 800.000
|
Al Azhar Kembangan
|
Rp 13.800.000
|
Rp 450.000
|
BPK Penabur (Kelapa Gading)
|
Rp 15.000.000
|
Rp 1.300.000
|
Al Ikhlas Cipete
|
Rp 17.750.000
|
Rp 750.000
|
Global Islamic School (Condet)
|
Rp 20.000.000
|
Rp 1.000.000
|
Santa Ursula
|
Rp 20.000.000
|
Rp 1.000.000
|
Al-Azhar kelapa Gading
|
Rp 20.000.000
|
Rp 900.000
|
Pembangunan Jaya Bintaro
|
Rp 22.000.000
|
Rp 940.000
|
Dian Didaktika Cinere
|
Rp 23.000.000
|
Rp 800.000
|
Bakti Mulya Pondok Indah
|
Rp 24.000.000
|
Rp 955.000
|
Mentari Bintaro
|
Rp 25.000.000
|
Rp 1.900.000
|
Dian Harapan
|
Rp 25.000.000
|
Rp 1.800.000
|
Lazuardi (Cinere)
|
Rp 26.000.000
|
Rp 1.900.000
|
Al Azhar Pusat Prog. Reguler
|
Rp 26.500.000
|
Rp 900.000
|
Tarasalvia
|
Rp 28.000.000
|
Rp 1.300.000
|
Al Jabr
|
Rp 30.000.000
|
Rp 2.000.000
|
Binus Serpong
|
Rp 32.000.000
|
Rp 2.100.000
|
Al Azhar Pusat Prog.Internasional
|
Rp 32.000.000
|
Rp 1.300.000
|
St.Laurensia
|
Rp 35.000.000
|
Rp 3.000.000
|
Mentari Haji Jian
|
Rp 44.000.000
|
Rp 3.900.000
|
Tunas Muda Kedoya
|
Rp 45.000.000
|
Rp 3.900.000
|
Madania
|
Rp 47.000.000
|
Rp 3.900.000
|
HighScope TB Simatupang
|
Rp 49.500.000
|
Rp 3.400.000
|
Cikal
|
Rp 58.000.000
|
Rp 2.750.000
|
Global Jaya Bintaro
|
Rp 75.000.000
|
Rp 5.300.000
|
Harga hanya perkiraan, dari berbagai sumber antara tahun 2007 - 2011
|
PENDIDIKAN USIA DINI MEMICU STRESS PADA ANAK
Di
era informasi sekarang ini, tuntutan zaman yang semakin tinggi, semakin
cepat dan semakin berdaya saing, menyebabkan banyak orang tua yang
berpikir dan mengambil keputusan, bahwa sekolah yang terbaik bahkan
termahal sekalipun masih belum cukup untuk menjawab persoalan itu.
Mereka
beranggapan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah solusi
terbaik. Hal ini didukung oleh sekolah-sekolah yang mewajibkan calon
siswa untuk bisa membaca, menulis dan berhitung (Calistung) sebagai
syarat utama penerimaan siswa baru untuk SD/MI. Padahal, menurut
berbagai pakar saraf, perkembangan anak dan pendidikan, menerapkan
pendidikan anak usia dini bisa menyebabkan stress pada anak.
Prof Suyanto menekankan kalau aturan main untuk penerimaan SD sudah tertuang dalam Surat Edaran dari Dirjen Dikdasmen Nomor: 1839/C.C2/TU/2009
yang ditujukan kepada para gubernur dan bupati/walikota di seluruh
Indoensia. Surat edaran itu menyebutkan, bahwa kriteria calon peserta
didik SD/MI berusia sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun, pengecualian
terhadap usia peserta didik yang kurang dari 6 (enam) tahun dilakukan
atas dasar rekomendasi tertulis dari pihak yang berkompeten, seperti
konselor sekolah/madrasah maupun psikolog. “Jadi,
tidak ada itu tes-tes masuk. Di situ kan sudah dijelaskan, bahwa masuk
SD itu ukurannya hanya usia, bukan kemampuan akademik melalui sebuah
tes.“
Kecerdasan
anak akan berkembang pesat melalui interaksi intensif dengan lingkungan
sekitar. Jika tidak ada interaksi, kecerdasan anak justru tidak akan
berkembang. Sementara, pengajaran calistung pada usia dini justru akan
semakin menjauhkan anak dari interaksi dengan lingkungan. Oleh karena
itulah, pengajaran calistung pada anak usia dini tidak diperbolehkan,”—Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional, Dr. Ace Suryadi. (http://paudcenter.info)
PENDIDIKAN TAMBAHAN/NON FORMAL SUMBER STRESS PADA ANAK
Pendidikan
tambahan/non foral berupa les, kursus, bimbel ternyata juga menjadi
penyebab lain yang tak kalah besar pengaruhnya terhadap tingkat stress
pada anak, jika diterapkan pada anak tanpa mempertimbangkan faktor usia,
bakat, hobi, gaya belajar dan faktor lainnya.
”Kita
tidak perlu memberikan anak tekanan agar dia tetap bertahan,” kata
Karen DeBord PhD, seorang spesialis perkembangan anak di North Carolina
Cooperative Extension Service.
Asisten kepala sekolah
di Atlanta’s Lovett School yang membawahi 1.500 siswa preschool hingga
sekolah menengah, Richard L Hall PhD menyatakan, tidak adil bagi orang
tua untuk menuntut standar yang lebih tinggi kepada anak-anaknya
daripada yang mereka hadapi sendiri.”Orang tua terlalu sibuk ingin
melihat anaknya sukses, tetapi tidak bertoleransi, dibanding yang cerdas
dalam segala hal,” kata dia. ”Sekolah dan orang tua perlu mengingatkan
diri lagi bahwa keunggulan cerdas yang berkelanjutan itu tidak alami.
Hal ini adalah bagaimana upaya Anda dan diri Anda sendiri bergerak
menyelesaikannya,” ujar Hall.
HOBI MENJADI SOLUSI YANG TEPAT
HOBI (Holistic
Brain Improvement) bisa menjadi solusi yang tepat untuk menjembatani
persoalan yang ada. Orang tua tetap bisa melihat anaknya menjadi orang
yang cerdas, bahkan berpotensi jenius walaupun tidak harus mengikuti
pendidikan usia dini maupun pembekalan-pembekalan nonformal lainnya yang
cenderung dipaksakan oleh orang tua.
Dengan metode
yang unik, belajar sambil bermain, dimulai dari usia yang tidak terlalu
dini, dan biaya yang terjangkau, HOBI akan menjadi pilihan terbaik orang
tua dalam membekali putra-putrinya menghadapi era kompetensi yang
semakin menuntut untuk segera dipenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar